tag:blogger.com,1999:blog-53458325292510214092024-02-07T11:20:21.760-08:00[WAHYU ENDRIHARTO] Iman/Percaya, cara ampuh memperoleh ridlo Allah yang indah . . !Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-48837308363919215932013-09-16T18:26:00.001-07:002013-09-16T18:26:43.152-07:00Tidak semua berhati ayam..
COBALAH BUAT KOORDINAT, LALU TARIKLAH GARIS..
Senada dengan yang mengatakan jumlah ayat ada 6666! Waspadalah.
1.Lathifah Qolbi Tempatnya kira kira 2 jari dibawah buah dada kiri yg mengisi lathifah tsb ialah nafsu lawwamah yg mempunyai Pengikut 7 1.Gampang tertarik 2.Zalim 3.Mengumpat 4.Ingin dipuji 5.Tidak ada rasa kasihan 6.Dusta 7.Lalai terhhadap kewajiban
2.Lathifah Ruh Tempatnya kira kira 2 jari dibawah buah dada kanan yg mengisi lathifah tsb ialah nafsu Mulhimah{sawiyah} Pengikutnya ada 7 1.Pemurah 2.Sederhana 3.Ramah-tamah 4.Rendah hati 5.Menyadari kekhilafannya 6.Sabar 7.Tabah terhadap kesusahan
3.Lathifah Sirri Tempatnya kira kira 2 jari diatas buah dada kiri yg mengisi lathifah tsb ialah nafsu Mutmainnah Pengikutnya ada 6 Pengikutnya ada 6 1.Sayang pd sesama mahkhluk 2.Tawakkal 3.Senang Beribadah 4.Selalu bersyukur 5.Ridlo 6.Takut berbuat dosa
4.Lathifah Khofi Tempatnya kira kira 2 jari diatas buah dada kanan yg mengisi lathifah tsb ialah nafsu mardliyyah {Rodliyyah} Pengikutnya ada 7 1.Baik budi 2.Meninggalkan segala hal selain Alloh 3.Belas kasih pada sesame makhluk 4.Selalu mengajak kepada kebaikan 5.Memaafkan kesalahan orang lain 6.Kasih saying pada sesama manusia 7.Peduli terhadap perasaan orang lain
5.Lathifah Akhfa Tempatnya ditengah2 dada yg mengisi lathifah tsb ialah nafsu mardliyyah Artinya kesempurnaan pengikutnya ada 3 1.Ilmul-Yaqin {yakin taunya} pangkatnya fana' lil'af'al pandangannya lama'buda illalloh 2.Ainul-Yaqin {yakin taunya}pangkatnya fana'fissifat pandangannya lamaqsuda illalloh 3.Hakkul-Yaqin {mutlak tahunya} pangkatnya fana' fidza dzat pandangannya lamaujuda illalloh
6.Lathifah Nafsi tempatnya diantara dua alis{ditengah tengah jidah} yang mengisi lathifah ini adalah nafsu ammarah pengikutnya ada 7 1.Kikir 2.Ambisius 3.Hasud 4.Bodoh 5.Sombong 6.Syahwat 7.Marah
7.Lathifah Qolab yang mengisi lathifah ini adalah nafsu kamilah yang ini tidak punya pengikut karena berasal dari anasir yang empat yaitu 1cahaya itu putih{inti air} 2cahaya angin itu kuning{inti angin} 3cahaya api itu merah{inti api 4cahaya tanah/bumi itu hitam {inti bumi}Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-70764509228345402152013-06-03T06:50:00.000-07:002013-06-03T06:50:15.195-07:00Sedang Belajar Penyembuhan..??Belajar pengobatan dari unsur agama Islam yang bagaimana? Kalau tiba-tiba anda dimbimbing oleh Sunan Kalijogo, benarkah beliau? Karena ada juga bahkan banyak orang merasa ditemui Walisongo, ternyata hanya Jin yang mengaku-aku walisongo. Kebetulan Jin itu Islam dan baik, maka ia akan bombing dengan baik. Tetapi, sebaik apa pun bimbingannya, anda jangan ikuti Jin, walau pun ia Islam. Jadi harus hati-hati.
Para wali yang sudah wafat memang bisa membimbing kita yang hidup. Namun untuk membedakan apakah yang datang tadi wali tersebut atau bukan, itu harus dibedakan.
Karakternya, jika yang datang Jin adalah:
Menggunakan media-media khusus, apakah melalui seseorang atau yang lain untuk menghadirkan rohnya.
Menggunakan amalan-amalan khusus untuk mendatangkan ruh sang wali.
Ada unsur rasa bangga, bahkan merasa lebih disbanding yang lain usai proses pertemuan itu.
Menjelma pada tubuh seseorang.
Ada hubungannya dengan nafsu, kepentingan dunia dan popularitas misalnya.
Tidak bias wushul atau meraih ma’rifatullah.
Ada suara yang muncul melalui bisikan seperti mendekte.Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-41171837485283375012013-02-15T08:52:00.002-08:002013-02-15T08:52:51.860-08:00Cerita Indah..Suatu hari, pada sekitar bulan Juli 1965, Bung Karno berdialog dengan Kadirun Yahya, anggota dewan kurator seksi ilmiah Universitas Sumatra Utara (USU).
Bung Karno (BK): Saya bertanya-tanya pada semua ulama dan para intelektual yang saya anggap tahu, tapi semua jawaban tidak ada yang memuaskan saya, en jij bent ulama, tegelijk intellectueel van de exacta en metaphysica-man.
Kadirun Yahya (KY): Apa soalnya Bapak Presiden?
BK: Saya bertanya lebih dahulu tentang hal lain, sebelum saya memajukan pertanyaan yang sebenarnya. Manakah yang lebih tinggi, presidentschap atau generaalschap atau professorschap dibandingkan dengan surga-schap?
KY: Surga-schap. Untuk menjadi presiden, atau profesor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan mengabdi pada nusa dan bangsa, atau ilmu pengetahuan, sedangkan untuk mendapatkan surga harus berkorban untuk Allah segala-galanya berpuluh-puluh tahun, bahkan menurut Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup baru dapat masuk nirwana.
BK: Accord, Nu heb ik je te pakken Proffesor (sekarang baru dapat kutangkap Engkau, Profesor.) Sebelum saya ajukan pertanyaan pokok, saya cerita sedikit: Saya telah banyak melihat teman-teman saya matinya jelek karena banyak dosanya, saya pun banyak dosanya dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Quran dan hadist. Bagaimana caranya supaya dengan mudah menghapus dosa saya dan dapat ampunan dan mati senyum; dan saya ketemu satu hadist yang bagi saya sangat berharga.
Bunyinya kira-kira begini: Seorang wanita pelacur penuh dosa berjalan di padang pasir, bertemu dengan seekor anjing yang kehausan. Wanita tadi mengambil segayung air dan memberi anjing yang kehausan itu minum. Rasulullah lewat dan berkata, “Hai para sahabatku, lihatlah, dengan memberi minum anjing itu, terhapus dosa wanita itu di dunia dan akhirat dan ia ahli surga!!! Profesor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapatkan surga harus berkorban segala-galanya, berpuluh tahun itu pun barangkali. Sekarang seorang wanita yang banyak berdosa hanya dengan sedikit saja jasa, itu pun pada seekor anjing, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli surga. How do you explain it Professor? Waar zit‘t geheim?
Kadirun Yahya hening sejenak lalu berdiri meminta kertas.
KY: Presiden, U zei, dat U in 10 jaren’t antwoor neit hebt kunnen vinden, laten we zein (Presiden, tadi Bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabannya, mari kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam dua menit, saya dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
Bung karno adalah seorang insinyur dan Kadirun Yahya adalah ahli kimia/fisika, jadi bahasa mereka sama: eksakta.
KY menulis dikertas:10/10 = 1.
BK menjawab: Ya.
KY: 10/100 = 1/10.
BK: Ya.
KY: 10/1000 = 1/100.
BK: Ya.
KY: 10/bilangan tak berhingga = 0.
BK: Ya.
KY: 1000000/ bilangan tak berhingga = 0.
BK: Ya.
KY: Berapa saja ditambah apa saja dibagi sesuatu tak berhingga samadengan 0.
BK: Ya.
KY: Dosa dibagi sesuatu tak berhingga samadengan 0.
BK: Ya.
KY: Nah…, 1 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1/2 x bilangan tak berhingga = bilangan tak berhingga. 1 zarah x bilangan tak berhingga = tak berhingga. Perlu diingat bahwa Allah adalah Mahatakberhingga. Sehingga, sang wanita walaupun hanya 1 zarah jasanya, bahkan terhadap seekor anjing sekali pun, mengkaitkan, menggandengkan gerakkannya dengan Yang Mahaakbar, mengikutsertakan Yang Mahabesar dalam gerakkannya, maka hasil dari gerakkannya itu menghasikan ibadat paling besar, yang langsung dihadapkan pada dosanya yang banyak, maka pada saat itu pula dosanya hancur berkeping keping. Hal ini dijelaskan sebagai berikut: (1 zarah x tak berhingga)/dosa = tak berhingga.
BK diam sejenak lalu bertanya: Bagaimana ia dapat hubungan dengan Sang Tuhan?
KY: Dengan mendapatkan frekuensinya. Tanpa mendapatkan frekuensinya tidak mungkin ada kontak dengan Tuhan. Lihat saja, walaupun 1mm jaraknya dari sebuah zender radio, kita letakkan radio kita dengan frekuensi yang tidak sama, radio kita tidak akan mengeluarkan suara dari zender tersebut. Begitu juga, walaupun Tuhan dikabarkan berada lebih dekat dari kedua urat leher kita, tidak mungkin kontak jika frekuensinya tidak sama.
BK berdiri dan berucap: Professor, you are marvelous, you are wonderful, enourmous. Kemudian aia merangkul KY dan berkata: Profesor, doakan saya supaya saya dapat mati dengan senyum di belakang hari.
Beberapa tahun kemudian, Bung karno meninggal dunia. Resensi-resensi harian-harian dan majalah-majalah ibukota yang mengkover kepergian beliau, selalu memberitakan bahwa beliau dalam keadaan senyum ketika menutup mata untuk selama-lamanya.
Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-89007889553997005642012-12-23T20:50:00.002-08:002012-12-23T20:50:36.078-08:00Menemui Allah
“Hai manusia, sesungguhnya engkau harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menemui Tuhan-mu, sampai engkau bertemu dengan-Nya” (QS Al Insyqaq 84 : 6)
Berjumpa dengan Tuhan adalah dambaan setiap manusia dan itu merupakan impian tertinggi yang selalu dicita-citakan oleh semua orang. Ketika berbicara tentang “Berjumpa dengan Tuhan” maka yang terbayang pada semua orang adalah Kematian, Setelah manusia meninggal dunia (nafas berhenti) barulah ada peluang berjumpa dengan Tuhannya. Berjumpa dengan Tuhan setelah kematian itu sifatnya spekulatif, (bisa ya bisa juga tidak) lalu bagaimana kalau setelah meninggal kita tidak pernah berjumpa dengan Tuhan?
Kenikmatan tertinggi bagi penduduk Surga adalah melihat wajah Tuhan, artinya ada kemungkinan orang yang di surga tidak bisa melihat Tuhan, tentu saja mustahil bagi orang yang tidak masuk surga bisa berjumpa dengan Allah.
Andai nanti kita tidak berjumpa dengan Tuhan di akhirat, lalu mau kemana kita? Mau balik ke dunia???
Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa proses perjumpaan dengan Tuhan itu berlangsung di dunia dan proses situ harus kita selesaikan di dunia ini juga sehingga di akhirat kita tidak lagi mengalami kesulitan menemui Allah. Yang diperlukan adalah kesungguhan kita untuk semaksimal mungkin berusaha menemui-Nya.
“Apabila hamba-Ku ingin menemui-Ku, Akupun ingin menemui-nya dan bila ia enggan menemui-Ku, Akupun enggan menemui-nya” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Firman Allah dalam hadist qudsi di atas memberi gambaran kepada kita bahwa Allah ingin sekali ditemui namun terkadang hamba-Nya yang lalai dengan kesibukannya sendiri.
Menemui Allah, ya berjumpa dan memandang wajah-Nya itulah kenikmatan yang paling tinggi yang dirasakan oleh para pecinta-Nya.
Kalau di dalam shalat anda tidak merasakan kehadiran-Nya berarti anda belum berjumpa dengan-Nya, maka anda harus belajar lagi sampai anda bermakrifat kepada-Nya.
Saya menutup tulisan singkat ini dengan mengutip dialog antara saya dengan seseorang 7 tahun lalu tentang berjumpa dengan Allah. Suatu hari saya bertanya kepada seorang yang baru menekuni Tarekat (baru 3 hari),
“Andai anda berjumpa dengan Allah, apa yang akan anda sampaikan kepada Allah?”
Dia sepertinya terkejut dengan pertanyaan saya yang tiba-tiba dan pertanyaan tersebut belum pernah ditanyakan se umur hidupnya, dia diam tidak bisa menjawab apa2. Kemudian saya membantu dia dengan pertanyaan berikut :
“Kalau anda selesai shalat apa doa anda kepada Allah?”
Dia jawab dengan cepat, “bla bla bla…”
Dengan senyum dan dengan suara pelan saya katakan pada dia, “Berarti selama ini dalam shalat anda tidak pernah berjumpa dengan Allah?”. Dia menganguk dengan malu.
Syukur Alhamdulillah berkat Syafaat Rasulullah dan bimbingan Guru Mursyid, sahabat saya tersebut akhirnya benar-benar mengenal Allah dengan sebenar kenal dan selalu merasakan perjumpaan dengan Allah.
Mudah-mudahan tulisan ini memberikan gairah kepada para pencari dan membangkitkan rindu kepada para pecinta-Nya, salamHayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-69488051932999797082012-05-26T20:29:00.001-07:002012-05-26T20:29:23.490-07:00Indahnya Puasa Bulan Rajab ...Rajab adalah bulan ke tujuh dari penggalan Islam qomariyah (hijriyah). Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad shalallah ‘alaih wasallam untuk menerima perintah salat lima waktu terjadi pada 27 Rajab ini.
Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat bulan haram, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri, Rajab.
Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan ini, Al-Qur’an menjelaskan:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Hukum Puasa Rajab
Hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) itu cukup menjadi hujjah atau landasan mengenai keutamaan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"
Menurut as-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.
Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.
Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Wallohu a'lam bishowab...Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-34806276480859251122012-05-02T17:03:00.000-07:002012-05-02T17:03:25.726-07:00Mehamami Hijab dan Sifat DekatNya (Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary)“Sebenarnya, Allah Swt tertirai darimu semata-mata karena sangat Maha DekatNya padamu.”
Dalam syarahnya terhadap Al-Hikam, Syeikh Zarruq menegaskan, bahwa dekatnya Allah Swt itu tidak dipahami sebagai dekatnya suatu benda dengan benda lain, atau dekatnya jarak, atau dekatnya sesuatu yang dikaitkan dengan yang lain. Karena dekat semacam itu mustahil bagi Allah Swt.
Yang dimaksud dengan dekatNya adalah kedekatan meliputiNya melalui sifat Ilmu, Qudrat dan IradatNya, selayaknya keMahaBesaran dan keMahaIndahanNya. Dan sudah nyata bahwa Qudrat dan IradatNya meliputi wujudnya hamba dan IlmuNya meliputi seluruh waktu dan gerak gerik hambaNya. Yang menggerakkan aktivitas dan mewujudkan makhluk adalah Dia, karena itu Dialah yang Maha Dekat kepada makhliuk dibanding adanya makhluk itu sendiri.
Sedangkan hijab (tirai) bagi makhluk muncul karena wujud makhluk atau karena makhluk itu diwujudkan. Ketika semakin kuat eksistensi wujud makhluk dan semakin luas ekspresi aktivitasnya, maka semakin kuat pula hijab mereka, disebabkan kesibukan mereka tersebut. Itulah realitas manifestasi kedekatan yang meliputi. Sedangkan kuatnya sifat Dekat membuat makhluk terhijab dari dekat dan yang mendekat. Dalam al-Qur’an disebutkan, “Dan Kami lebih dekat padanya dibanding kalian, tetapi kalian tidak melihatnya.” (Al-Waqi’ah 85)
Maka Syeikh Abul Abbas Al-Mursy bermunajat: “Wahai Yang Maha Dekat, Engkaulah Yang Dekat, sedangkan akulah yang jauh. Kedekatanmu padaku membuat aku putus asa pada selain DiriMu, sedangkan jauhku padaMu, mengembalikan aku untuk terus mencari anugerah dariMu. Maka limpahkanlah anugerahMu padaku sehingga hasratku terhapus oleh kehendakMu, Wahai Yang Maha Kuat nan Maha Mulia.”
Ibnu Athaillah as-Sakandary melanjutkan:
“Allah Swt tertutup karena dahsyatnya kejelasanNya, dan Dia tersembunyi dari pandangan mata karena agungnya cahayaNya.”
Kejelasan Allah Swt tampak dalam tindakanNya, itulah yang membuat para makhluk tertutup melihatNya langsung. Kejelasan itu disebabkan pancaran Nur SifatNya yang tampak pada seluruh semesta makhluk, yang dinunia ini hanya bisa dilihat secara maknawi (spiritual). Kadar ruhani maknawi seseorang sangat erat kaitannya dengan aktivasi penglihatannya di akhirat kelak, menurut Sunnatullah Swt. Sangat kuatnya wujud kejelasanNya, membuat terhalangnya untuk memandangNya.
Sebagaimana mata kelelawar ketika tersorot oleh cahaya matahari, semakin dekat cahaya itu semakin buta matanya – “Dan bagi Allah adalah contoh yang luhur“ –
Inilah para Sufi menegaskan, “Orang yang memandang – dalam bertauhid – seperti orang yang memandang matahari, ketika pandangannya semakin bertambah kuat ia semakin buta.”
Maka Sayyidina Abu Bakr ash-Shiddiq ra, mengatakan, “Maha Suci Dzat yang tidak menjadikan jalan bagi makhluk untuk mengenalNya, kecuali jalan itu adalah ketakberdayaan untuk mengenalNya.”Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-26612583664426209132012-04-20T19:49:00.003-07:002012-05-30T21:02:54.521-07:00Jubah itu indah . .Laa ilaha illalohu wahdah laa syarikalah, lahul mulku walahul khamdu, yuhyii wa mumitu wahua ala kulli syai'inq qodiirr..<br />Buat yang sedang umrah hari ini.. <br />lautan warna itu putih..<br />Mukena putih.. jubahpun putih..<br />saat terduduk di arofahpun, semuanya putih . .<br /><br />Dialam putih : (MU)liaNya Allah menantimu, (KE)kuatan Allah bersamamu, keme(NA)ngan Allah menuntunmu karena Allah dan RasulNya pasti menang.. maka indahnya pandangan mata hari ini mengajak ber 'Jubah', (JU)jur (B)ersama All(AH). Semuanya betapa menikmati shalat mereka . . shalat yang merupakan mi'roj nya kaum mu'min. --Maka tiadalah kaum mu'min yang meninggalkan shalat pastilah kafir secara terang-terangan... HR.Ahmad-- karena Allah Robbul alamin sendiri yang memerintahkan shalat..<br /> <br />melihat Allah dengan matahati (bashiroh), semoga menjadi 'putih' hati kita kaum yang mempercayai dan taat kepada Sang Maha Ghoib serta hari akhir, yang merindukan kembali bersamaNya.. Tak ada sebutir debu amal yang tidak kembali kita nikmati buah-amalnya, dan Allah tidak akan pernah salah alamat ... maka masuklah islam secara keseluruhan dengan bersyariatul islam, berthoriqotul islam, ber haqeqotul islam dan bermakrifatul islam.. tidak ada syariat tanpa haqekat karena tidak akan sampai tujuan juga tak ada haqekat tanpa syariat karena tidak akan punya wadhah memahami makna ilmu-ilmu..<br /><br />Laa ilaha illalloh huwallohu akbar, laa khaula walaa quata illa billah,<br />Robbana innana amanna faghfirlana dzunubana waqina adzabbannar,<br />dari alam ruh yang penuh kemuliaan kita akan kembali lagi kepadaNya yang penuh kemuliaan, berjuang meraih kemenangan melawan diri sendiri dengan jujur bersama Allah, . .<br /><br />Dialah Ash-Shomad, lam yaalid walaam yuulad..<br />Sang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri . . <br />Huwal Hayyul Qoyuumm.Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-77525767214481386172012-03-28T02:07:00.002-07:002012-03-28T02:17:20.370-07:00Indahnya Saat Shalat Jum'at bagi wanita . .<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dzXclVhUNTgdBfRedJMFDEl9d8z0G0ksyhQN0qWbzR4AdF1lE5CD2NV0g2-FLpDXqO8oPtaHphiAY6Mujw5Kw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-21013545277390517522012-03-28T02:07:00.001-07:002012-05-30T21:03:09.867-07:00Indahnya Saat Shalat Jum'at bagi wanita . .<object id="BLOG_video-UPLOADING" class="BLOG_video_class" width="320" height="266" contentid="UPLOADING"></object>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-44726468827587084402012-03-18T01:14:00.000-07:002012-03-18T01:15:19.816-07:00Arahhati yang indah (1) . .QS Muhammad 7. Hai orang-orang YANG PERCAYA (mukmin), jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.<br /><br />17.82. Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. 28:87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan Serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. 30.31. Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Qs taubat 28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis. QS Ali imran 160. Jika Allah menolong kamu, Maka tidak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. 10.107. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-19826271955451287072011-04-17T20:48:00.000-07:002011-04-17T20:50:44.082-07:00D Z I K R U L L A H , indahnya . .Ingatlah kepadaKu maka Aku ingat kepadamu, ingatlah Aku sebanyak-banyaknya agar kau beruntung... <br />• Keutamaan majelis-majelis zikir <br />o Keutamaan zikir: 2:152, 2:156, 2:185, 2:198, 2:203, 8:45, 9:112, 13:28, 18:24, 20:34, 24:37, 29:45, 33:21, 33:35, 62:10, 63:9, 87:15 <br />o Banyak-banyak berzikir kepada Allah: 2:200, 3:41, 4:103, 8:45, 20:33, 20:34, 20:130, 22:40, 26:227, 33:21, 33:35, 33:41, 62:10 <br />o Zikir yang paling baik: 13:28, 18:46, 19:76 <br />• Etika zikir kepada Allah <br />o Zikir setiap saat: 3:191, 4:103 <br />o Takut dan menangis saat berzikir: 7:205, 8:2, 17:109, 19:58, 22:35 <br />o Menangis ketika membaca Al Quran: 5:83, 19:58 <br />o Merendahkan suara ketika berzikir: 7:205 <br />• Klasifikasi zikir <br />o Istighfar (mohon ampun) <br /> Keutamaan istighfar: 2:199, 3:17, 4:64, 4:106, 4:110, 5:74, 7:153, 7:161, 8:33, 11:3, 11:52, 11:90, 12:29, 18:55, 24:5, 24:62, 26:51, 26:82, 27:46, 28:16, 38:25, 40:3, 51:15, 51:16, 60:12, 71:10, 71:11, 71:12, 73:20, 110:3 <br /> Tempat-tempat istighfar: 2:199 <br /> Perintah beristighfar: 2:199, 11:52, 11:61, 11:90, 73:20 <br /> Istighfar Nabi saw.: 3:159, 4:64, 4:106, 9:80, 23:118, 24:62, 40:55, 47:19, 60:12, 110:3 <br /> Istighfar para Nabi as.: 3:159, 7:23, 7:143, 7:155, 11:47, 12:92, 12:97, 12:98, 14:41, 19:47, 23:118, 24:62, 26:82, 26:86, 28:16, 38:24, 38:35, 40:55, 47:19, 60:4, 60:12, 63:5, 63:6, 71:28, 110:3 <br /> Istighfar orang-orang beriman: 2:199, 2:285, 2:286, 3:16, 3:17, 3:193, 23:109, 51:18, 59:10, 66:8 <br /> Istighfar untuk kedua orang tua: 9:113, 9:114, 14:41, 17:24, 19:47, 26:86, 60:4, 71:28 <br /> Istighfar untuk saudara: 7:151 <br /> Istighfar untuk orang-orang musyrik: 9:80, 9:113, 9:114 <br /> Istighfar malaikat untuk orang-orang mukmin: 40:7, 40:8, 40:9, 42:5 <br /> Kapan disunnatkan istighfar: 3:17, 3:135 <br />o Isti'azah (mohon perlindungan) <br /> Jenis-jenis isti'azah <br /> Mohon perlindungan dari sifat hasad: 113:5 <br /> Mohon perlindungan dari hal-hal yang dibenci: 19:18, 40:56 <br /> Mohon perlindungan dari bahaya cuaca: 113:2 <br /> Mohon perlindungan dari kawan yang jahat: 113:2 <br /> Mohon perlindungan dari bahaya malam: 113:3 <br /> Mohon perlindungan dari syetan jin dan manusia: 3:36, 7:200, 16:98, 23:97, 23:98, 40:27, 41:36, 113:2, 114:4, 114:5, 114:6 <br /> Allah melindungi orang yang mohon perlindungan kepadaNya: 113:1, 114:1 <br /> Mohon perlindungan dari api neraka: 2:201, 3:16, 3:191, 25:65 <br />o Basmalah (Bismillahirrahmanirrahiim) <br /> Membaca basmalah ketika menyembelih: 6:118, 6:119, 6:121 <br /> Membaca basmalah ketika berburu: 6:118, 6:119, 6:121 <br /> Membaca basmalah pada setiap keadaan: 1:1, 11:41, 27:30 <br />o Takbir (Allahu Akbar) <br /> Takbir pada hari-hari Tasyrik: 2:203 <br /> Takbir antara Arafah dan Muzdalifah: 2:198 <br /> Takbir untuk mengagungkan Allah: 17:111, 22:37, 74:3 <br />o Zikir saat shalat <br /> Zikir setelah shalat: 4:103, 50:40, 76:26 <br />o Tasbih <br /> Tasbihnya makhluk-makhluk dengan memuji Allah: 1:2, 7:206, 13:13, 16:48, 16:49, 17:44, 21:20, 21:79, 22:18, 24:41, 25:58, 35:34, 37:166, 38:18, 39:75, 40:7, 41:38, 42:5, 50:39, 50:40, 55:6, 57:1, 59:1, 59:24, 61:1, 62:1, 64:1 <br /> Tasbih sebagai tanda kesucian Allah: 2:116, 3:191, 4:171, 5:116, 6:100, 7:143, 9:31, 10:18, 10:68, 12:108, 15:98, 16:1, 16:57, 17:1, 17:43, 17:44, 17:93, 17:108, 19:35, 21:22, 23:91, 25:18, 27:8, 30:40, 34:41, 36:36, 36:83, 37:159, 37:180, 39:4, 39:67, 43:13, 43:82, 52:43, 52:49, 56:74, 56:96, 59:23, 68:29, 69:52, 87:1 <br /> Tasbih ketika mensyukuri nikmat: 3:41, 10:10, 19:11, 43:13, 110:3 <br /> Tasbih ketika takjub: 17:93, 24:16 <br /> Tasbih ketika mendengar petir: 13:13 <br /> Keutamaan tasbih-tahmid-tahlil: 9:112, 21:87, 24:36, 37:143, 40:55, 48:9, 52:48, 52:49, 68:28 <br />o Tahmid (memuji Allah) <br /> Hanya Allah yang berhak dipuji: 1:2, 6:1, 6:45, 10:10, 14:39, 16:75, 16:114, 17:111, 18:1, 23:28, 27:15, 27:59, 27:93, 28:70, 29:63, 30:18, 31:25, 34:1, 35:34, 37:182, 39:29, 39:74, 39:75, 40:7, 45:36, 64:1 <br /> Memuji Allah atas nikmat-nikmatNya: 1:2, 5:20, 5:89, 6:1, 6:45, 7:43, 14:39, 16:78, 16:114, 16:121, 23:28, 25:58, 27:15, 27:16, 27:19, 27:59, 30:18, 34:1, 35:34, 37:182, 93:11 <br />• Tempat-tempat zikir <br />o Zikir di Masy'aril Haram: 2:198 <br />o Zikir di Mina: 2:203 <br />o Zikir di hari-hari tasyrik: 2:203 <br />• Waktu-waktu zikir <br />o Zikir setelah ibadat: 2:185, 2:200, 4:103, 22:28 <br />o Zikir Ketika ditimpa bala: 2:156, 3:173, 20:25, 20:26, 20:33, 20:34 <br />o Zikir ketika lupa: 18:24 <br />o Zikir di setiap waktu: 3:41, 7:205, 30:17, 30:18, 33:41, 33:42, 38:18, 40:55, 48:9, 52:48, 52:49, 73:8, 76:25 <br />o Bacaan zikir pada waktu pagi dan sore: 7:205 <br />o Ancaman bagi yang melupakan zikir kepada Allah: 4:142, 5:91, 7:205, 10:92, 20:124, 21:1, 24:37, 25:18, 63:9 <br />o Zikir ketika menghadapi musuh: 8:45 <br />• Sebab-sebab zikir: 5:4, 6:118, 6:119, 6:121, 22:28, 22:34, 22:36 <br /><br />Bismillah wa lillahi ta'ala..Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-22882000198672137422011-04-08T21:41:00.000-07:002011-04-08T21:42:24.650-07:00mengingat-MU, begitu indah..“Maka dzikirlah kepadaKu, maka Aku Dzikir kepadamu.”<br />Maknanya, dzikirlah kepadaKu dengan menjawab patuh, dengan taat, dengan kehendak, maka Aku ingat kepadamu dfengan limpahan anugerah, limpahan melalui penempuhan jalan kepadaKu dan limpahan Nurul Yaqin.<br /><br />“Yaitu orang yang berdzikir kepada Allah dengan berdiri dan duduk dan tidur dan bertafakur dalam penciptaan langit dan bumi. Ya Tuhan kami Engkau tidak menciptakan semua ini batil. Maha Suci ngkau, maka lindungi kami dari siksa neraka.”<br />“Yaitu orang yang berdzikir kepada Allah” dalam segala kondisi, dengan berbagai situasi.<br /><br />“Dengan berdiri” di dalam maqom Ruh dan Musyahadah.<br />“Dan duduk “ dalam posisi qalbu melalui Mukasyafah.<br />“Dan tidur” yakni ketika pada posisi pergolakan mereka di posisi nafsu, melalui Mujahadah (perjuangan melawan hawa nafsu.”<br />“Dan bertafakur” dengan lubuk jiwa yang dalam yang murni dan bersih dari kotoran imajinasi.<br />“Dalam penciptaan langit dan bumi.” Yakni dalam penciptaan alam Ruh dan alam fisik, lantas bermunajat, ketika bermusyahadah:<br /><br />“Ya Tuhan kami Engkau tidak menciptakan semua ini batil.” Maksudnya batil aadalah sesuatu selain DiriMu, karena selain DiriMu adalah batil, bahkan Engkau jadikan semua itu sebagai ekspressi dari Asma’ dan SifatMu.<br /><br />“Maha Suci Engkau, “ Sungguh Maha Suci Engkau, jika ditemukan Selain DiriMu, bahwa segala sesuatu mana pun pastilah Engkau Menyertainya.<br />“Maka lindungi kami dari siksa neraka.” Dari neraka hijab atas semesta ini dari Af’al-af’alMu, dan hijab Af’al dari SifatMu, dari Hijab Sifat dari DzatMu, dengan perlindungan paripurna yang mencukupi.<br /><br />“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.”<br /><br />“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya,“ dengan Lisan di Maqom Nafu, dengan Hadir di Maqom Qalbu, dengan Munajat di Maqom Sirr, dan dengan Musyahadah di Maqom Ruh, serta Wushul di Maqom KHafa’, dan Fana’ di Maqom Dzat.<br /><br />“Dan bersabihlah kepadaNya” melalui upaya memasuki Tajrid dari Af’al, Sifat dan Dzat.<br /><br />“Di waktu pagi “ ketika waktu terbitnya fajar cahaya qalbu.<br />“Dan petang.” Ketika datangnya kegelapan nafsu, dan malam sirnanya matahari Ruh melalui fana’ dalam Dzat. Yakni dari waktu fajar cahaya hati hingga fana’ dalam keabadianNya selamanya.<br /><br />“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah dengan mengingat Allah qalbu jadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)<br /><br />“Yaitu orang-orang yang beriman” yakni mereka yang hatinya kembali mengenalNya.<br /><br />“Dan hati mereka tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah dengan mengingat Allah qalbu jadi tenteram.”.”<br /><br />Dengan dzikir nafsu melalui Lisan, dan Tafakkur dalam nikmat-nikmatNya, atau Dzikir Qalbu melalui renungan di alam Malakut, memandang Sifat-sifat Maha Indah dan Maha AgungNya .<br /><br />Dalam kualifikasi dzikir ada:<br />• Dzikir Nafsu dengan Lisan dan merenungkan nikmatNya.<br />• Dzikir Qalbu dengan melihat Sifat-sifatNya.<br />• Dzikir Sirr dengan Munajat.<br />• Dzikir Ruh dengan Musyahadah.<br />• Dzikir Sunyi Jiwa (Khafa’) dengan rindu asyik ma’syuk.<br />• Dzikrullah dengan fana’ di dalamNya.<br /><br />Nafsu senantiasa mengalami nuansa sempit manakala muncul karakternya dan ucapannya, hingga mempengaruhi hati. Bila berdzikir kepada Allah, nafsu jadi tenang dan sirnalah keraguan (waswas) sebagaimana sabda Nabi saw: “Sesungguhnya syetan meletakkan belalainya pada qalbu manusia, dan manakala manusia berdzikir, maka ia menyingkir, hingga qalbu jadi tenang.”<br /><br />Begitu juga Dzikir qalbu di alam Malakut dan memandang alam Jabarut. Semua dzikir tidak terjadi kecuali setelah terbangunnya rasa tenteram. Sedangkan amal; saleh di sana sebagai “pembersihan” dan “periasan jiwa”.<br />“Niscaya Dzikir Allah itu lebih besar” (Al-Ankabut)<br />[pagebreak]<br />Yaitu Dzikr Dzat dalam Maqom Fana’ Murni dan Rahmat Allah swt di Maqom Tamkin (kemandirian ruhani bersamaNya) di Maqom Baqo’ adalah lebih besar dari seluruh dzikir yang ada.<br />“Dan apabila sholat sudah ditunaikan maka menebarlah di bumi dan raihlah anugerah Allah, dan berdzikirlah sebanyak-banyaknya agar kalian meraih kebahagian.” (Al-Jum’ah: 10)<br /><br />“Dan apabila sholat sudah ditunaikan maka menebarlah di bumi “ suatu perintah untuk bertebar dalam urai di bumi dan meraih anugerah Allah usai sholat. Semua itu sebagai isyarat untuk kembali pada penguraian setelah hamba fana’ dalam maqom Al-Jam’u (maqom berpadu dengan Allah) dalam sholat hakikat.<br /><br />Sebab berhenti saja di maqom al-Jam’u merupakan Hijab Allah dari makhluk, hijab Dzat dari Sifat.<br /><br />Maka “berurai” adalah wujud berbalik dalam Sifat pada saat kondisi Al-Baqo’ setelah Fana’ dengan Wujud Hakiki dan berjalan bersama Allah dalam kemakhlukan, serta meraih fadhal Allah, yakni meraih bagian-bagian Tajallinya Asma’ dan Sifat, dan kembali ke Maqom bumi nafsu, dan menyelaraskan Nafsu manusia dengan Allah swt.<br /><br />“Dann berdzikirlah sebanyak-banyaknya.” Yakni hadirkanlah Kesatuan Tunggal Esensial dalam nuansa “Banyak”nya Sifat-sifat. Bahwa ia tidak terhijab oleh “keragaman banyak” dari KemahatunggalanNya, jauh dari sesat setelah meraih hidayah, dan senantiasa terus menerus disiplin dalam Istiqomah di dalam penyelarasan dan [pemenuhan Hak-hak Allah dan Hak Makluk secara bersamaan; menjaga “Padu” dan “Urai” secara bersamaan pula.<br /><br />“Agar kalian meraih kebahagian” dengan kem,enangan agung, yaityu hikmah posisi “perpaduan”.<br /><br />“Dan siapakah yang lebih dzolim disbanding orang yang menghalang-halangi mengingat Nama Allah di masjid-masjid Allah, dan berusaha merobohkannya?” (Al-Baqoroh: 114)<br /><br />Siapakah yang lebih dzolim dan lebih hancur disbanding orang yang merusak kebenaran Allah swt, yang menhalabngi masjid-masjidNya yaitu tempat sujud kepada Allah, yang tak lain adalah qalbu-qalbu beriman, yang di dlamnya mengenal Allah swt. Hingga qalbu sujud dengan kefanaan Dzat.<br /><br />Sebab dalam qalbu itu disebut NamaNya dalam dzikirnya berupa Ismul A’dzom (Nama Agung), karena Ismul A’dzom itu tidak akan tampak kecuali dalam qalbu, yaitu Tajallinya Dzat dalam semua Sifat, atau AsmaNya yang khusus yang masing-masing ada secara Paripurna berselaras dengan kesiapan dalam qalbu hambaNya.<br /><br />Lantas yang paling dzolim juga berupaya merobohkan masjid-masjid qalbu yang berdzikir itu dengan cara mengotorinya, mengalahkannya mencampurinya dengan berbagai imajinasi, dengan campuran fitnah yang merusak di dalamnya, yang menyeret nafsu dan syetan, keraguan dan gangguannya.<br /><br />Di dunia mereka ini hina dina, karena batilnya agama dan akidahnya, disamping upayanya merusak kebenaran agama Allah swt, sedangkan di akhirat mereka meraih siksa besar, yaitu terhijab dari Allah swt, karena keyakinannya.<br /><br />“Di rumah-rumah, Allah mengizinkan NamaNya diluhurkan dan disebut. Di dalamnya ia bertabih bagiNya pagi dan petang.”<br /><br />“Lelaki-lelaki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli, dari dzikir kepada Allah…” (An-Nuur 36)<br /><br />“Di rumah-rumah,” qalbu beriman, Allah memberi hidayah kepada yang dikehendaki dalam berbagai tahapan,.<br /><br />“ Allah mengizinkan NamaNya diluhurkan” ditinggikan bangunan-bangunannya , diluhurkan derajat-derajatnya.<br />“Dan disebut,” dalam dzikir, Asma dengan lisannya, mujahadah dan berakhlaq dengan berbagai akhlaq di maqom nafsu; dan hadirnya hati, muroqobah, berkarakter dengan sifat luhur di maqom qalbu..<br />Disamping munajat, dialog dan perwujudan hakikat di maqom Sirr (Rahasia Qalbu), serta Musyahadah di dalam cahaya di Maqom Ruh, tenggelam, terliput, dan fana’ di Maqom Dzat.<br /><br />“ Di dalamnya ia bertabih bagiNya pagi dan petang.” Melalui Tanzih, Tauhid, Tajrid dan Tafrid, baik di pagi Tajalli dan petangnya tirai.<br /><br />“Lelaki-lelaki” yaitu mereka yang tergolong sebagai individu yang bergegas cepat menuju Allah, menepiskan segala hal selain Allah, menyendiri bersama Allah, dan bangkit bersama Allah swt.<br />“Yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli, “ dengan tidak menukar zuhudnya dengan dunia hina, juga tidak menjual dirinya dengan hartanya, “dari dzikir kepada Allah…”Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-11254193461387821592011-03-27T17:53:00.001-07:002011-03-27T17:53:58.857-07:00Cahaya IndahKu..Hakikat Nur Muhammad adalah Ar-Ruuhul A’dzom, dengan dimensi lain disebut sebagai Akal Pertama dan Hakikat Muhammadiyah atau An-Nafs al-Wahidah (Jiwa yang tunggal), yaitu yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt. Atau disebut sebagai Khaliqah Akbar (ciptaan agung), disebut pula dengan Al-Jauhar an-Nurany (Inti cahaya). Jika dilihat dari segi inti segalanya disebut dengan jiwa yang tunggal, dan jika dipandang dari segi kecahayaan disebut sebagai Akal Pertama. Dalam fenomena semestanya memiliki sejumlah nama dan symbol, seperti Akal pertama, Al-Qolam yang luhur, An-Nuur, Jiwa yang tunggal dan Lauhul Mahfudz.<br /><br />Syeikh Abdul Qadir al-Jilany mengutip hadits qudsy, ketika Allah menciptakan Ruh Muhammad dari Cahaya KemahaindahanNya, “Aku jadikan Muhammad dari Cahaya WajahKu.”<br /><br />Sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw, “Awal ciptaan Allah adalah ruhku. Awal yang dicipta oleh Allah adalah cahayaku, dan awal yang dicipta Allah adalah Al-Qolam, dan awal yang dicipta Allah adalah Akal.” (Hr. Abu Dawud).<br /><br />Yang dimaksud dari keseluruhan (ruh, cahaya, qolam dan akal) adalah Hakikah Muhammadiyah. Disebut “cahaya” karena awal ciptaan itu bersih dari kegelapan Jalaliyah, sebagaimana firmanNya: “Telah dating padamu Nur dan Kitab dari Allah.” (al-Maidah 15)<br />Lalu disebut sebagai “akal” karena posisinya mengenal semesta global. Dan sebut sebagai al-Qolam (pena), karena sebagai faktor transmitor pengetahuan, seperti pena yang memindahkan pengetahuan dari huruf-huruf.<br /><br />Ruh Muhammadi adalah adalah simpul dari semesta ciptaanNya, sedangkan awal dan asal semesta ini, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Aku ini dari Allah dan semua orang beriman dari diriku.”<br />Dari rasulullah saw, itulah semua ruh diciptakan di alam Lahut dalam bentuk hakikat paling sempurna. Dan Alam Lahut itu disebut dengan Al-Qathanul Ashly (Negeri primordial). Setelah berlangsung selama 4000 tahun, Allah swt menciptakan Arasy dari Cahaya Mata Muhammad saw, dan seluruh semesta ini berasal darinya. Kemudian dari Alam Lahut tadi diturunkan secara bertahap hingga di alam paling rendah yakni alam jasad, seperti dalam firmanNya, “Kemudian Kami turunkan secara bertahap sampai alam paling bawah. “ (At-Tiin: 5)<br /><br />Pertama kali diturunkan dari Alam Lahut ke Alam Jabarut, dan Allah memberi pakaian dengan Nur Jabarut dengan pakaian dari dua tempat mulia yang disebut dengan Ar-Ruh as-Sulthany.<br />Dengan pakaian tersebut Allah menurunkan lagi ke Alam Malakut, lalu diberi pakaian dengan Cahaya Malakut yang dinamakan Ar-Ruh ar-Ruwany.<br />Kemudian Allah menurunkan ke Alam Mulki dan diberi pakaian dengan Cahaya Al-Mulki, yang disebut dengan Ar-Ruh al-Jismany (ruh jasad), baru kemudian Allah menciptakan berbagai jasad, sebagaimana firmanNya : “Darinya Kami ciptakan….” (Thaha 55), lalu Allah swt, memerintahkan ruh-ruh tersebut masuk dalam jasad, maka masuklah ruh itu denganperintah Allah Ta’ala, seperti difirmankan, “Dan Aku meniup di dalamknya dari RuhKu…”.<br /><br />Ketika ruh-ruh tersebut berkait dengan jasad fisik, ia lupa pada janjinya kepada Allah di Hari Perjanjian (yaumul miitsaaq), di saat Allah swt berfirman, “Bukankah Aku ini Tuhanmu….” (Al-A’raf 172), hingga kealpaannya membuatnya ia tidak mau kembali ke Negeri Asal (Al-Wathanul Asly).<br />Kemudian Allah swt, melimpahkan rahmatNya, lalu diturunkanlah Kitab Samawi untuk mengingatkan pada mereka yang alpa atas Negeri Sejatinya, sebagaimana firmanNya, “Ingatkan mereka akan Hari-hari Allah…”(Ibrahim 14), yakni hari-hari pertemuan dengan Allah swt dengan para arwah.<br /><br />Para Nabi saw, semuanya dating ke dunia, dan pergi menuju akhirat disebabkan oleh peringatan itu. Sedikit jumlahnya yang sadar, kembali dan rindu atas Negeri Sejatinya. Sampai akhirnya Kenabian melimpah pada Ruh Agung al-Muhammady, sebagai pamungkas para Nabi (semoga sholawat dan salam paling utama dan kehormatan paling sempurna terlimpah padanya dan kepada para Nabi dan Rasul lainnya).<br /><br />Allah mengutus mereka untuk menyadarkan mereka yang alpa, darui tidur kealpaannya menuju kesadaran jiwanya. Mereka diutus untuk mengajak manusia bertemu dengan Kemahaindahan Allah azza wa-Jalla. “Katakan, inilah jalanku, aku mengajakmu kepada Allah dengan matahati, aku dan orang yang mengikutiku…(Yusuf: 108).<br /><br />Matahati itulah disebut sebagai “mata ruh”, dibuka di Maqom Fuad bagi para Auliya’. Dan itu tyidak bisa diraih menurut pengetahuan eksoterik (lahiriyah) namun dengan Ilmu esoteris (bathiniyah) Laduniyah, sebagaimana firmanNya: “Dan Kami ajarkan padanya ilmu dari SisiKu…”(Al-Kahfi 65).<br />Maka sudah jadi kewajiban bagi manusia untuk mendapatkan matahati itu dari Ahli Batin dengan cara mengambil Talqin dari seorang Wali yang Mursyid, yang diambil dari Alam Lahut.<br /><br />Nah, anda renungkan sendiri proses-proses luhur nan agung seperti itu. Dan kita harus segera bertaubat meraih ampunan Allah serta bersegera memasuki thariqah, agar kita kembali kepada Tuhan kita.<br />Sedangkan Lathifah Robbaniyah adalah hakikat-hakikat kelembutan Ilahi yang dilimpahkan dalam batin manusia, melalui NurNya, dan berujung menjadi aktivitas Ilahiyah dalam akhlak mulia manusia. Pertama kali melimpah pada Sirr (Rahasia Batin) kemudian memancar pada Qalbu, dan menggerakkan Ubudiyah sang hamba.Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-3748439089057184792011-01-14T01:11:00.000-08:002011-01-14T01:14:40.264-08:00Bersiap-siaga ...Sewaktu silahturahim saya tertarik dengan satu ayat dalam Al-Qur’an:<br /><br />يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ <br /><br />“Hai, orang-orang yang beriman bersabarlah dan tetaplah bersabar dan bersiap-siagalah dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” [QS. Al-Imron: 200]<br /><br /> Subhanallah, menarik sekali ayat ini jika direnungkan dengan dalam dan ditengah kesunyian malam. Hanya orang-orang yang berimanlah yang dipanggil Allah untuk bersabar, kemudian tetap bersabar, bersiap-siaga dan bertaqwa agar mendapatkan keuntungan. Sungguh suatu rangkaian yang indah, pada kebanyakan ayat dalam Al-Qur’an memang selalu diperintahkan untuk bersabar dalam segala hal. Namun ayat ini memerintahakn kita hamba-Nya untuk ‘robithu‘.<br /><br />Kita, hamba-Nya, didunia ini ibaratkan seorang pedagang. Di pagi hari sudah bersiap dengan perdagangannya, menentukan suatu target dan syarat-syarat perdagangan. Terkadang antara akal dan hati ini tidak pernah berkesesuaian dalam mencapai target. Untuklah perlu ditetapkan suatu persyaratan akal dan hati menuju perdagangan yang sesuai dengan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Sungguh, bila perdagangan dengan Allah ini akan memberikan keuntungan yang tidak bisa dihitung-hitung dengan apa pun. Ketika pulang di petang harinya, layaknya seorang pedagang sudah seharusnya menghitung-hitung kembali perdagangannya hari itu. Inilah proses yang sudah semestinya dilakukan.<br /><br />Konsekuensi dari robithu – murobathah, adalah muroqobah (pengawasan) dan muhasabah (penghitungan). Seperti apakah muroqobah ini? Tentunya kita teringat akan sebuah kisah dimana seorang Kyai sangat hormat kepada murid termudanya. Sikap sang Kyai ini di’protes’ oleh para santri seniornya, “Wahai Kyai kami, mengapa engkau begitu hormat kepada dia padahal dia lebih muda dari kami”". Sang Kyai tidak lantas menjawabnya, ia memberikan masing-masing santrinya seekor ayam dan sebilah pisau tajam. Para santripun penuh tanda tanya. Sang Kyai memerintahkan, “Potonglah ayam itu tapi jangan sampai terlihat oleh siapapun”. Maka santri-santripun melaksanakan perintah Kyai, ada yang bersembunyi di kebun, bersembunyi dibalik dinding, dana dimana-mana tempat yang tidak terlihat orang. Kemudian masing-masing santri ini menghadap satu per satu ke Kyai sambil membawa ayam yang telah terpotong urat lehernya denngan perasaan senang telah menunaikan perintah Kyai yang dihormatinya. Kecuali santri yang muda, sang Kyai bertanya, “Wahai santriku, mengapa belum juga engkau tunaikan perintahku, tidakkah engkau mendengarkannya?”. Santri muda inipun menjawab, “Wahai Kyaiku yang aku hormati, sungguh aku dengar dan paham perintahmu, tapi bagaimana aku bisa memotong ayam ini tanpa bisa dilihat oleh siapapun karena Allah selalu melihatku”.<br /><br />Demikianlah mengapa sang Kyai begitu menghormati santri muda itu. Sikap muroqobatillah ini telah melekat betul dihatinya dan diamalkannya. Subhanallah, akupun belum bisa seperti ini.<br /><br />Dalam suatu hadits oleh Imam Muslim, Rasulullah ditanya oleh seorang (sebenarnya Malaikat Jibril), “fa akhbirni-i an al-ihsani, qoola: an ta’buda Allah ka-annaka taroohu…”. Hadits ini sangat populer ditelinga kita, bahkan diriku. Namun sangat sedikit sekali bisa menerapkannya.<br /><br />Andai kutahu …<br />hidup ini lebih baik<br />tak ada manipulasi<br />tanpa korupsiHayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-78489225161447998232010-10-16T18:16:00.000-07:002010-10-16T18:17:53.593-07:00Sahabat indah . . .Abdus Salam ibn Masyisy ra): "Jangan kamu melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkn keridhoan Allah, dan jangan duduk dimajelis kecuali yang aman dari murka Allah. Jangan bersahabat kecuali dengan orang yang membantu berbuat taat kepada Allah. Jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah." Astaghfirullah wa atubu ilaih..Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-63470311125053334762010-09-27T18:11:00.000-07:002010-09-27T18:12:55.338-07:00Subhanakallohumma . .Perkataan nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hadits ini: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” memiliki makna bahwa keimanan yang sempurna tidak akan terwujud sampai hawa nafsu dan harapan seseorang mengikuti apa yang dibawa oleh Al Musthofa Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.<br /><br />Cinta Ilahi tidak akan hidup sehingga musuhnya, [yaitu] hawa nafsu badaniah kamu.. meninggalkan kamu !!Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-57171252057962389192010-05-07T18:54:00.000-07:002010-05-07T18:55:31.917-07:00Sunah-Sunah ShalatShalat mempunyai beberapa sunah yang dianjurkan untuk kita kerjakan sehingga menambah banyak pahala kita. Sunah-sunah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.<br /><br />Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau sejajar dengan kuping pada keadaan sebagai berikut:<br />· ketika bertakbiratul ihram,<br /><br />· ketika rukuk,<br /><br />· ketika bangkit dari rukuk,<br /><br />· ketika berdiri setelah rakaat kedua ke rakaat ketiga.<br /><br />Hal ini berdasarkan hadis Ibnu Umar ra, "Bahwasanya Nabi saw apabila beliau melaksanakan salat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua bahu beliau, kemudian membaca takbir. Apabila beliau ingin rukuk, beliau pun mengangkat kedua tangannya seperti itu, dan begitu pula kalau beliau bangkit dari rukuk." (Muttafaq 'alaih)<br /><br />Adapun ketika berdiri untuk rakaat ketiga, hal ini berdasarkan apa yang dilakukan Ibnu Umar, karena beliau apabila berdiri dari rakaat kedua beliau mengangkat kedua tangannya. (HR Bukhari secara mauquf, al Hafiz Ibnu Hajar berkata, "Dan riwayat ini dihukumi marfu." Ibnu Umar menisbatkan hal tersebut kepada Nabi saw.<br /><br />Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawah dada dan di atas pusar. Hal ini berdasarkan perkataan Sahl bin Sa'd ra, "Orang-orang (di masa Nabi saw) disuruh untuk meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam salat." (HR Bukhari secara mauquf. al Hafiz Ibnu Hajar berkata, ''Riwayat ini dihukumi marfu.")<br />Dan berdasarkan hadis Wail bin Hijr ra, "Saya pernah salat bersama Nabi saw, kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri di atas dadanya." (HR Ibnu Huzaimah, sahih)<br /><br />Membaca doa iftitah. Ada beberapa contoh doa iftitah, di antaranya:<br /> <br /><br />(Catatan: Bagi siapa saja yang masih pemula (belum bisa) dalam membaca ayat-ayat atau doa-doa untuk amalan ibadah, sebaiknya mencari tahu langsung kepada seorang guru yang dapat menunjukkan aturan-aturan cara membunyikan bahasa atau istilah Alquran dan Hadis. Hal ini bermaksud agar tidak terjadi salah pengucapan (makhraj) dan salah pengertian terhadap suatu doa atau ayat Alquran. Yang lebih penting lagi karena kita dituntut untuk mengikuti petunjuk yang ada).<br /><br /> <br /><br />"Alloohumma baa 'id bainii wa baina khothooyaa yakamaa baa 'ad ta bainal masyriqi wal maghribi,<br />Alloohumma naqnii min khothooyaa yakamaa yunaqqotstsaubul abyadhu minaddanasi,<br />Alloohummagh silnii min khothooyaa yabillatstsalji wal maa'i wal barodi."<br /><br /><br />"Ya Allah, jauhkanlah jarak antara aku dan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau jauhkan jarak antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala dosa-dosaku, sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, basuhlah dosa-dosaku dengan air, es dan embun." (Muttafaq 'alaih)<br /><br />"Subhaanakalloohumma wabihamdika watabaarokasmuka wata'alaa jadduka walaa ilaa ha ghoiruka."<br /><br />"Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada Ilah selain Engkau." (HR Muslim secara maukuf--terhenti sanadnya kepada Umar bin Khattab dan diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, dan Hakim secara marfu--bersambung sanadnya hingga kepada Nabi saw, sahih)<br /><br />"Wajjahtu wajhiya lilladzii fathorossamawaati walardho hanifammuslimaawwamaa anaa minal musyrikiina. Inna sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillahi robbal 'aalamiina. Laasyariikalahu wabidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina."<br /><br />"Saya hadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan tunduk sebagai orang muslim dan tidaklah aku termasuk gologan orang musyrik. sesungguhnya salat dan ibadahku, hidup dan matiku itu bagi Allah, Tuhan sekalian alam, tiada sekutu bagi-Nya, dengan itulah kami diperintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (HR. Ahmad, Muslim, Tirmizi, Abu Daud, dll)<br /><br />Membaca istiazah (A'udzubillaahiminasy syaithoonirojiim) pada rakaat pertama dan membaca basmalah dengan suara pelan pada tiap-tiap rakaat. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT, "Maka apabila kamu membaca Alquran, maka hendaklah kamu memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (An-Nahl: 98)<br />Membaca amin (aamiin) setelah membaca surat Al-Fatihah. Hal ini disunahkan kepada setiap orang yang salat, baik sebagai imam maupun makmum atau salat sendirian. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw, "Apabila imam membaca amin, maka ucapkanlah pula olehmu. Maka sesungguhnya barangsiapa yang bacaan aminnya berbarengan dengan aminnya malaikat, maka akan diampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari dan Muslim)<br />Dari sahabat Wa'il bin Hijr, "Saya mendengar Rasulullah membaca Ghairil maghdubi 'alaihim waladdoolliin, lalu beliau ucapkan "aamiin" dengan suara panjang. (HR Ahmad dan Abu Daud, dinilai baik oleh Tirmizi) .<br /><br />Membaca ayat setelah membaca surat Al-Fatihah. Dalam hal ini cukup dengan satu surat atau beberapa ayat Alquran pada dua rakaat salat Subuh dan dua rakaat pertama pada salat Duhur, Asar, Magrib dan Isya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah saw, "Rasulullah saw ketika salat Duhur membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah) dan dua surat pada dua rakaat pertama, dan beliau membaca Ummul Kitab saja pada dua rakaat berikutnya dan terkadang beliau perdengarkan ayat (yang dibacanya) kepada para sahabat." (Muttafaq 'alaih)<br />Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu salat jahriah (yang dikeraskan bacaannya) dan merendahkan suara pada salat yang dipelankan bacaannya (sirriah). Yaitu mengeraskan suara pada dua rakaat yang pertama pada shalat Magrib dan Isya dan pada kedua rakaat shalat Subuh. Dan merendahkan suara pada yang lainnya. Ini semuanya dalam pelaksanaan shalat fardu, dan ini dicontohkan (tsabit) dan populer dari Rasulullah saw, baik secara perkataan maupun perbuatan. Adapun pada salat sunah, maka dianjurkan untuk merendahkan suara apabila dilaksanakan pada siang hari dan disunahkan mengeraskan suara jika salat sunah itu dilaksanakan pada waktu malam hari, terkecuali apabila takut mengganggu orang lain dengan bacaannya itu, maka disunahkan baginya untuk merendahkan suara ketika itu.<br />Memanjangkan bacaan pada salat Subuh, membaca dengan bacaan yang sedang pada shalat Duhur, Ashar dan Isya, dan disunahkan memendekkan bacaan pada salat Magrib. Hal ini berdasarkan hadis berikut.<br />"Dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, 'Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip salatnya dengan salat Rasulullah daripada si Fulan --seorang imam di Madinah.' Sulaiman berkata, 'Kemudian aku salat di belakang orang tersebut, dia memperpanjang bacaan pada dua rakaat pertama salat Duhur dan mempercepat pada dua rakaat berikutnya. Mempercepat bacaan surat dalam salat Asar. Dan pada dua rakaat pertama salat Magrib ia membaca surat mufasal (1) yang pendek, sedang pada dua rakaat pertama shalat Isya ia membaca surat mufasal yang sedang, selanjutnya pada shalat Subuh ia membaca surat-surat mufasal yang panjang'." (HR Ahmad dan Nasai, sahih)<br /><br />Cara duduk yang diriwayatkan (tsabit) dari Rasulullah saw dalam salat adalah duduk bertumpu pada paha kiri (iftirasy) pada semua posisi duduk dan semua tasyahud selain tasyahud akhir. Apabila ada dua tasyahud dalam salat itu, maka dia harus duduk tawaruk pada tasyahud akhir. Hal ini berdasarkan perkataan Abu Hamid as Sa'idi di hadapan para sahabat. Ketika ia menerangkan salat Rasulullah saw, di antaranya menyebutkan, "Maka apabila beliau duduk setelah dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kiri sambil menegakkan telapak kaki kanan, dan apabila beliau duduk pada rakaat akhir, beliau majukan kaki kiri sambil menegakkan telapak kaki yang satunya, dan beliau duduk di lantai." (HR Bukhari)<br />Iftirasy: Yaitu duduk di atas kaki kiri sambil menegakkan telapak kaki kanan.<br />Tawaruk (tawarruk): Yaitu meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kanan, kemudian mendudukkan pantat di alas/lantai dan menegakkan telapak kaki kanan.<br /><br />Keterangan: Rasulullah saw, apabila duduk tasyahud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri dan tangan kanannya di atas paha kanan, kemudian beliau menelunjukkan dengan jari telunjuk (HR Muslim). Dan beliau tidak melebihkan pandangannya dari telunjuk itu. (HR Abu Daud, sahih)<br /><br />Berdoa pada waktu sujud. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw:<br />"Ketahuilah! Sesungguhnya aku dilarang membaca Alquran ketika rukuk dan sujud. Adapun yang dilakukan pada waktu sujud maka hendaklah kamu membesarkan Rabbmu dan pada waktu sujud maka hendaklah kamu bersungguh-sungguh berdoa, niscaya dikabulkan doamu." (HR Muslim)<br /><br />Membaca selawat untuk Nabi saw pada waktu tasyahud akhir. Tetapi, menurut ulama mazab Hanbali dan Syafi'i, membaca selawat ini fardu, sedangkan yang sunah adalah selawat untuk keluarga nabi.<br />Dari Ka'b bin 'Ujrah, ia berkata, "Kami bertanya, 'Ya Rasulullah, kami telah tahu bagaimana cara mengucapkan salam kepada Anda. Sekaang bagaimana pula cara memberi selawat bagi Anda?' Ia menjawab, 'Katakanlah:<br /><br />"Alloohumma salli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad, kamaa sallaita 'alaa aali Ibraahiima, innaka hamiidun majiid. Alloohumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarokta 'alaa aali Ibroohiima, innaka hamiidun majiid."<br /><br /><br />"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau berikan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau berkati keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia." (Hadis Jamaah)<br /><br />Berdoa setelah selesai dari membaca tasyahud dan membaca salawat untuk Nabi dengan doa yang dicontohkan Rasulullah saw. Di antara doa tersebut adalah:<br />Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antaramu telah selesai membaca tasyahud akhir, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, dengan membaca:<br /><br />"Alloohumma inni a'uuzu bika min 'azaabi jahannam, wa min 'azaabil qabri, wa min fitnatil mahyaaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal."<br /><br />"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahanam, dari siksa kubur, dari bencana kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan bencana Dajjal si penipu." (HR Muslim)<br /><br />Dari Ali, ia berkata, "Bila Rasulullah mengerjakan salat, maka ucapan terakhir yang dibacanya di antara tasyahud dan salam ialah:<br /><br />"Alloohummaghfir lii maa qoddamtu, wa maa akhkhortu, wa maa asrortu, ma maa a'lantu, wa ma asroftu, wa maa anta a'lamu bihii minnii, antal muqoddimu, wa antal mu'akhkhiru, laa ilaaha illaa anta."<br /><br />"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu maupun yang kemudian, yang kusembunyikan dan yang kutampakkan, apa-apa yang aku berlebihan dan segala apa yang Engkau sendiri lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan Engkau pula yang mengakhirkan. Tiada tuhan melainkan Engkau." (HR Muslim)<br /><br />Mengucapkan salam ke sebelah kiri. Namun ulama Hanbali berpendapat, mengucapkan salam dua kali: ke sebelah kanan dan kiri adalah fardu.<br />Menoleh sewaktu mengucapkan salam ke sebelah kanan dan kiri hingga dapat terlihat pipinya dari belakang.<br />"Bahwasanya Rasulullah saw melakukan salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat putihnya pipi beliau." (HR Muslim)<br /><br />Beberapa dzikir dan do'a setelah salam. Telah diriwayatkan beberapa dzikir dan do'a setelah salam dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam yang disunnahkan untuk dibaca. Di sini akan kami pilihkan beberapa dzikir dan do'a, di antaranya:<br /> <br /><br />Dari Tsauban ra, ia berkata, Rasulullah saw apabila selesai salat, beliau membaca istigfar tiga kali (1) dan membaca: "Alloohumma antas salaam waminkas salaam tabarokta yaa dzaljalaali wal Ikroom."<br /><br /><br />"Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dari Mulah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb Yang Maha Agung dan Maha Mulia." (HR Muslim)<br /><br />Dari Mu'adz bin Jabal , bahwasanya Nabi saw pada suatu hari memegang tangannya, kemudian bersabda, "Wahai Mu'adz, sesungguhnya aku mencintai kamu, aku berpesan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah kamu tinggalkan setelah selesai salat membaca doa:<br /><br />"Allohumma a'inni 'ala dzikrika wasyukrika wahusni 'ibaadatika."<br /><br /><br />"Ya Allah, tolonglah aku di dalam berzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepadamu." (HR Imam Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)<br /><br /><br />Dari Mughirah bin Syu'bah , bahwasanya Rasulullah saw membaca pada tiap selesai salat fardu: <br />"Laailaaha illallohu wahdahu laa syarikalahu lahulmulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qodiir. Allohumma laa maani'a lima a'thoita walaa mu'thia limaa mana'ta walaa yanfa'u dzaljaddi minkal Jaddu."<br /><br /><br />"Tiada sesembahan yang hak melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah kerajaan dan pujian, sedang Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang mampu mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Dan tidaklah berguna kekuasaan seseorang dari ancaman siksa-Mu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br />Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda, "Siapa yang membaca tasbih (Subhaanallooh) 33 kali dan tahmid (Alhamdulillaah) 33 kali serta takbir (Alloohuakbar) 33 kali (jumlahnya menjadi 99), kemudian menggenapkan hitungan keseratus dengan bacaan:<br /><br />"Laailaaha illallohu wahdahu laa syarikalahu lahulmulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qodiir."<br /><br /><br />"Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian, sedang Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka ia akan diampuni kesalahan-kesalahannya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR Muslim)<br /><br />"Dari Abu Umamah , bahwa Nabi saw bersabda, "Barangsiapa membaca ayat Kursi pada tiap-tiap selesai salat, maka tidak ada lagi yang menghalanginya untuk masuk surga hanya saja dia akan meninggal dunia." (HR Nasai, Ibnu Hibban, ath Thabrani, sahih)<br /><br />Dari Sa'd bin Abi Waqqas, bahwasanya dia mengajari anak-anaknya beberapa bacaan sebagaimana halnya ketika seorang guru mengajari anak-anak menulis, dan dia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca bacaan-bacaan tersebut pada tiap-tiap selesai salat, yaitu:<br /><br />"Allohumma inni a'udzu bika minal bukhli wal jubni wa a'udzu bika min fitnatil mahyaa wamin 'adzabil qobri."<br /><br /><br />"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan pengecut. Aku berlindung kepada-Mu agar aku tidak dijadikan pikun. Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah (cobaan) dunia dan dari siksa kubur." (HR Bukhari)<br /><br /> Referensi:<br /><br />Diadaptasi dari Tuntunan Salat Menurut Alquran & As-Sunah, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-JibrinHayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-77100398737804800852010-05-07T18:47:00.000-07:002010-05-07T18:48:13.315-07:00Jangan Jahat...Rencana Jahat itu Tidak Akan Menimpa Selain Orang Yang Merencanakannya Sendiri (QS Faathir : 43 )Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-66517152554049916172010-03-27T17:36:00.000-07:002010-03-27T17:39:00.548-07:00Sesaat aku terbangun . . .<div align="justify">Ulama besar tersebut [Ibnu Athaillah as-Sakandari, Sulthanul Ulama Izzuddin Ibnu Abdis Salam, Syeikh Abdul Wahab asy-Sya’rani, dan Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali] memberikan kesaksian, bahwa seorang dengan kehebatan ilmu agamanya, tidak akan mampu menempuh jalan sufi, kecuali atas bimbingan seorang Syekh atau Mursyid. Sebab dunia pengetahuan agama, seluas apa pun, hanyalah “dunia ilmu”, yang hakikatnya lahir dari amaliah. Sementara, yang dicerap dari ilmu adalah produk dari amaliah ulama yang telah dibukakan jalan ma’rifat itu sendiri. <br /><br />Jalan ma’rifat itu tidak bisa begitu saja ditempuh begitu saja dengan mengandalkan pengetahuan akal rasional, kecuali hanya akan meraih Ilmul Yaqin belaka, belum sampai pada tahap Haqqul Yaqin. Alhasil mereka yang merasa sudah sampai kepada Allah (wushul) tanpa bimbingan seorang Mursyid, wushul-nya bisa dikategorikan sebagai wushul yang penuh dengan tipudaya. Sebab, dalam alam metafisika sufisme, mereka yang menempuh jalan sufi tanpa bimbingan ruhani seorang Mursyid, tidak akan mampu membedakan mana hawathif-hawathif (bisikan-bisikan lembut) yang datang dari Allah, dari malaikat atau dari syetan dan bahkan dari jin. Di sinilah jebakan-jebakan dan tipudaya penempuh jalan sufi muncul. Oleh sebab itu ada kalam sufi yang sangat terkenal: “Barangsiapa menempuh jalan Allah tanpa disertai seorang guru, maka gurunya adalah syetan”.<br /><br /><br /></div>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-85452844305123271092010-03-03T04:33:00.000-08:002010-03-03T04:34:24.123-08:00WOW, INDAHNYA PUASA SUNAH TAHUN 2010.. .<p>Didalam syurga ALLAH terdapat pintu masuk yang bernama AR ROYYAN, pintu ini khusus diperuntukan muslimin ahli puasa lillaahi ta’alaa:</p> <p>1. <span class="hilite">Puasa</span> <span class="hilite">sunnah</span> tiap hari Senin dan Kamis</p> <p>2. <span class="hilite">Puasa</span> Tiga Hari Setiap Bulan (Tanggal 13,14,15 di kalender Islam)<br />- 30, 31 Desember 2009, 1 Januari 2010/Muharram <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 28, 29, 30 Januari 2010/Shafar <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 27,28 Februari, 1 Maret 2010/Rabi’ul Awwal <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 29, 30, 31 Maret 2010/Rabi’ul Akhir <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 27, 28, 29 April 2010/Jumadil Awwal <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 27, 28, 29 Mei 2010/Jumadil Akhir <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 25, 26, 27 Juni 2010/Rajab <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 25, 26, 27 Juli 2010/Sya’ban <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- <span class="hilite">Puasa</span> (wajib) Ramadhan <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span> - 11 Agustus - 9 September 2010 <em>***t275: dengan demikian, tidak ada </em><span class="hilite"><i>puasa</i></span><em> </em><span class="hilite"><i>sunnah</i></span><em> 3 hari di bulan Ramadhan..***</em><br />- 22, 23, 24 September 2010/Syawwal <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 21, 22, 23 Oktober 2010/Dzulqa’idah <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span><br />- 19, 20, 21 November 2010/Dzulhijjah <span class="hilite">1431</span> <span class="hilite">H</span>. <em>***tgl 19 November = hari terakhir Tasyriq, tidak boleh berpuasa***</em></p> <p>3. <span class="hilite">Puasa</span> Sepertiga Bulan - Yakni di bulan Dzulhijjah (antara 7 November - 6 Desember 2010).<br /><span class="hilite"><i>Puasa</i></span><em> tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan haji. Tanggal <st1:date year="2010" day="15" month="11" st="on">15 November 2010</st1:date>.</em><br /><span class="hilite">Puasa</span> dilakuan 7 November - <st1:date year="2010" day="15" month="11" st="on">15 November 2010</st1:date>, terputus dengan idul Adha dan hari Tasyrik,dilanjutkan lagi tgl 20 & <st1:date year="2010" day="21" month="11" st="on">21 November 2010</st1:date>.</p> <p>Tidak boleh berpuasa :<br />Hari Idul Adha - 10 Dzulhijjah / <st1:date year="2010" day="16" month="11" st="on">16 November 2010</st1:date>.<br />Hari tasyriq 11,12,13 Dzulhijjah / 17, 18, <st1:date year="2010" day="19" month="11" st="on">19 November 2010</st1:date>.</p> <p>4. <span class="hilite">Puasa</span> Bulan Muharram - ‘Asyura’ selama 3 hari - 9, 10, 11 Muharram<br />Sangat dianjurkan tanggal 9 dan 10 (Tasu’a dan ‘Asyura) 26, 27, 28 Desember 2010.</p> <p>5. <span class="hilite">Puasa</span> pada sebagian bulan Sya’ban<br />Antara 13 Juli - 10 Agustus 2010.</p> <p>6. <span class="hilite">Puasa</span> pada bulan Syawal - 6 hari<br />Tidak diperkenankan <span class="hilite">puasa</span> pada 1 Syawal (<st1:date year="2010" day="10" month="9" st="on">10 September 2010</st1:date>)<br />Antara 11 September - 8 Oktober 2010.</p> <p>7. <span class="hilite">Puasa</span> Daud - berpuasa selang seling<br />Berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari. <em>*kecuali hari2 yang dilarang berpuasa*</em></p> <p>Semoga bermanfaat </p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-73448692258486254912010-01-23T22:10:00.001-08:002010-01-23T22:10:43.604-08:00Tentang Peniupan Sangkakala . . .Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, seperti dijelaskan pada Al Qur'an :<br /><br /> "Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang di langit dan di bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT". (QS. Az Zumar :68).<br /><br /> Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta. Setelah itu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.<br /><br /> Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya : "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras". (QS. Al Hajj:1-2).<br /><br /> Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia ; "Dan tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka". (QS. Yaa Siin : 51).<br /><br /> Rasulullah SAW bersabda, "Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia. Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, dan manusia pun bermunculan (bangkit) dan berdiri". (HR. Muslim).Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-69294859820320982092010-01-08T20:56:00.000-08:002010-01-08T21:00:30.626-08:00"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu" ( QS. As Syams : 9 )Sungguh beruntung bagi yang mensucikan dirinya dengan cahaya Allah , mensucikan penglihatan , pendengaran , pemikirannya jiwanya , ia sucikan dengan Allah subhanahu wata'ala , maka beruntunglah mereka dan tiada yang lebih beruntung dari mereka . Siapa mereka itu ? bukan orang lain, tentunya pengikut sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , sayyidul basyar , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :<br /><span style="font-size:180%;"><br />أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ</span><br /><br /><br />" Aku pemimpin manusia di hari kiamat "<br /><br />Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam , yang berpadu dalam dirinya segenap tuntunan keluhuran , yang seluruh nabi dan rasul disumpah untuk setia dan menjadi pendukung Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallamHayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-38691593781600125432010-01-01T06:18:00.000-08:002010-01-01T06:24:32.454-08:00Memanasi Hati Iblis . . .<p class="MsoNormal">Pada suatu saat Rasulullah SAW bertanya kepada Iblis, ” Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku, siapa yang paling engkau benci ?”<br /><br />Iblis menjawab dengan jujur, ” Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang2 yang mengikuti agamamu.”<br /><br />” Lalu, siapa lagi yang paling kau benci ?” tanya Rasulullah SAW.<br />” Seorang pemuda yang bertakwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis.<br />” Lalu, orang alim yang wara (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu, orang yang senantiasa menjaga kesucian dari 3 kotoran (Hadast besar, kecil, dan najis).”<br />” Siapa lagi ?” tanya Rasulullah SAW.<br /><br />” Orang Fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.<br />” Dari mana engkau tahu kalau ia bersabar ?”<br /><br /><br />” Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama 3 hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang2 yang bersabar.” jawab Iblis.<br />” Siapa lagi yang engkau benci ?”<br />” Orang kaya yang bersyukur.”<br /><br />” Lalu apa yang bisa memberitahumu bahwa ia bersyukur ?”<br />” Bila saya melihatnya mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya.”<br />” Bagaimana kondisimu apabila umatku menjalankan sholat ?” tanya Rasulullah SAW.<br />” Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.<br /><br />” Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali.<br /><br />Apabila mereka menunaikan manasik Haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan2 orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu membelahku menjadi dua.”<br /><br />” Mengapa ?”<br /><br />” Sebab dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan dia disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit.”<br /><br />” Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan umatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan,” tutur Rasulullah SAW.<br /><br />” Tidak mungkin ! Di mana umatmu bisa bahagia sementara aku senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap umatmu, sementara aku bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kamatianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (kiamat), sungguh aku akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba2 Allah SWT yang mukhlis (murni).” jawab Iblis.<br /><br />Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, ” Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu ?”<br /><br />” Orang2 yang suka makan riba.” jawab Iblis lagi.<br />” Siapa teman dekatmu ?” tanya Rasulullah SAW.<br />” Orang yang berzina.”<br />” Siapa teman tidurmu ?”<br />” Orang yang mabuk.” jawab Iblis.<br />” Siapa tamumu ?” Tanya Rasulullah<br />” Pencuri.”<br />” Siapa utusanmu ?” tanya Rasulullah<br />” Tukang sihir (dukun).” jawab Iblis.<br /><br />” Apa yang menyenangkan pandangan matamu ?” tanya Rasulullah.<br />” Orang yang bersumpah dengan talak.” jawab Iblis.<br />” Siapa kekasihmu ?” tanya Rasulullah.<br />” Orang yang meninggalkan sholat Jum’at.”<br />” Apa yang membuat hatimu panas ?” tanya Rasulullah.<br />” Bila manusia banyak beristighfar kepada Allah, di malam maupun siang hari.”<br /><br />” Apa yang membuatmu malu dan hina ?” tanya Rasulullah.<br />” Sedekah secara rahasia.” jawab Iblis.<br />” Apa yang dapat mengendalikan kepalamu ?” tanya Rasulullah<br />” Memperbanyak sholat berjamaah.”<br />” Siapa orang yang paling membahagiakanmu ?” tanya Rasulullah<br />” Orang yang sengaja meninggalkan sholat.”<br /><br />” Siapa yang paling celaka menurut engkau ?” Tanya Rasulullah<br />” Orang2 yang kikir.” Lalu, kata Iblis lagi, ” Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut memakan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.”<br /><br />” Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka aku adalah temannya.”<br /><br />” Aku memohon kepada-Nya agar aku punya rumah, maka kamar mandi adalah rumahku. Aku memohon agar punya masjid, maka pasar adalah masjidku. Aku memohon agar punya Al Qur’an, maka syair adalah Al Qur’anku. Aku mohon agar aku punya adzan, maka terompet adalah adzanku. Aku memohon kepada-Nya agar aku punya tempat tidur, maka orang2 yang mabuk adalah tempat tidurku …. ” <br /><br />Rasulullah berkata kepada Iblils, ” Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat2 dari kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”</p>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-85349271185735480892009-12-30T17:15:00.001-08:002009-12-30T17:38:36.595-08:00Selamat Jalan Gus Dur ! Santri Yang Menjadi Presiden . .<span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:180%;"><strong><span style="color:#006600;"><br />Keluarga besar Darussalam-Qolbunsalim, Shirotussalaam al Kubro, Perguruan Cakra Mataram, dan keluarga M. WAHYU ENDRIHARTO berdoa Semoga segala puji untuk ALLAH s.w.t. dengan memberi dan melimpahkan rohmat dan inayahNYA kepadamu Gus . . . menerangi kuburmu, dan menjauhkan segala siksaNya darimu, memberimu nikmat surga seperti yang telah dijanjikan ALLAH lewat rasul-rasulNya. Amiin.</span></strong></span></span><span style="font-size:180%;"><strong><span style="color:#006600;"><br /></span></strong></span><strong><span style="color:#006600;"></span></strong><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Fjq3YcU3oJQiKiKD7U9lc1c9w0sh9FctbTBnAvcSRoa33Rw2FYeMOElbg7s3GigpmyG61uWCaduDm8KuShnXXuv1Ip_tjeWJbDN8B5wADJkNjIx1XYRyryY0TQoAMO3bHQt5pLngDwk/s1600-h/gd_think1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Fjq3YcU3oJQiKiKD7U9lc1c9w0sh9FctbTBnAvcSRoa33Rw2FYeMOElbg7s3GigpmyG61uWCaduDm8KuShnXXuv1Ip_tjeWJbDN8B5wADJkNjIx1XYRyryY0TQoAMO3bHQt5pLngDwk/s320/gd_think1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421202904895295746" /></a>Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5345832529251021409.post-806257287183880892009-12-11T19:25:00.000-08:002009-12-11T19:26:35.158-08:00WAHH . . .PERHATIKAN . . !!<br /><br /><br />…. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat<br />(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya … [maksude : sholat tapi nglamun ae, ngeling-eling kancane, jemuran, gorengan sing durung dientas, lsp. ]<br /><br />Pedoman hidup sejati<br />Ialah mengenal hakikat diri<br />Tidak boleh melalaikan shalat yang khusyuk<br />Oleh karena itu ketahuilah<br />Tempat datangnya yang menyembah<br />Dan Yang Disembah<br /><br /><br />QS An Nahl 51. Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."<br /><br />Bilamana syahadat dipadukan, <br />maka dapat diumpamakan seperti kesatuan transenden antara : tindakan menulis, tulisan dan lembaran kertas yang mengandung tulisan itu. Juga dapat diumpamakan seperti gelas, isinya dan gelas yang isinya penuh. Bilamana gelas bening, isinya akan tampak bening sedang gelasnya tidak kelihatan. Begitu pula hati seorang mukmin yang merupakan tempat kediaman Tuhan, akan memperlihatkan kehadiran-Nya bilamana hati itu selamat yaitu : bersih, tulus dan jujur [inilah yang disebut dengan qolbunsalim]<br />.<br /><br />AN NISA’78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh.<br /><br />[ AM HASIBE’ TUM ANTAD’ KHULUL JANNAH ? ]<br />QS 2:214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga ?<br />Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Kapankah datangnya pertolongan Allah?"Hayyullah M. Wahyu Endrihartohttp://www.blogger.com/profile/17780676788545672805noreply@blogger.com0